Mengenalkan Pendidikan Seks Pada Anak, Bagaimana Memulainya?
Apakah Anda salah satu orang yang menganggap hal tabu pendidikan seks pada anak? Memberikan informasi mengenai pendidikan seks pada anak merupakan sebuah keharusan. Pendidikan seks menjadi suatu pengetahuan yang wajib diketahui sedari dini oleh anak-anak. Pendidikan seks tidak melulu sesuatu yang sulit. Hal tersebut harus diberikan sesuai dengan ‘porsinya’. Pengetahuan yang perlu disampaikan saat anak di usia TK, SD, SMP, dan SMA pun jelas berbeda.
Belakangan ini, pemberitaan kasus-kasus kekerasan seksual pada anak semakin mencuat. Tidak hanya itu, bermunculannya foto-foto anak-anak usia sekolah dasar yang tidak pantas pun semakin marak di media sosial. Bukan kesalahan teknologi, namun kebijakan setiap individu dalam memanfaatkan teknologi pastilah berbeda. Sebagai orang terdekat, orang tua harus mengawasi benar anak-anaknya agar mendapatkan pendidikan sesuai batasan usianya, terutama pendidikan seks.
Cara Mengenalkan Pendidikan Seks Pada Anak
Mengenai pendidikan seks, ada hal-hal yang harus dikenalkan pada anak secara bertahap. Hal yang belum pantas atau belum bisa diterima bisa jadi menyebabkan beban atau ‘luka’ psikologis pada anak. Pendidikan seks pada anak harus dilakukan dengan cara tertentu. Berikut di bawah adalah beberapa cara memberikan pendidikan seks pada anak dari Biro Psikologi Yogyakarta Laksita Educare Insight :
Pertama, pendidikan seks harus dilakukan oleh orang tua, hal itu dikarenakan orang tua merupakan orang terdekat si anak. Orang tua bisa memahami karakter anak, begitu pun anak akan merasa nyaman dan tidak sungkan untuk bertanya.
Kedua, pendidikan seks harus disesuaikan dengan batasan usia anak. Hal ini dikarenakan daya tangkap anak berbeda di setiap usianya. Ketika di taman kanak-kanak anak cukup mengetahui perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan wanita, perbedaan antara dia dan teman yang berbeda jenis, serta diberitahukan bagian-bagian tubuhnya yang tidak boleh disentuh orang lain. Ketika di jenjang yang lebih tinggi, pengetahuan megenai pendidikan seks yang diberikan pun disesuaikan.
Ketiga, orang tua harus memantau perkembangan anak. Misal, ketika anak sudah beranjak pubertas dan mengalami menstruasi atau mimpi basah, orang tua harus menjadi rekan baik bagi sang anak. Harapannya orang tua juga mampu memberikan penjelasan kepada anak atas hal yang dialaminya. Informasi terkait pendidikan seks juga harus dijelaskan secara baik dan mudah dimengerti.