Mengenal Anak Hiperaktif dan Aktif
Hampir sudah menjadi hal yang pasti bahwa anak-anak identik dengan tingkah laku yang ceria dan aktif. Karena itu akan lebih sering kita jumpai anak yang terlihat sangat aktif dan bersemangat, seakan energi yang dimilikinya tiada habisnya. Sebenarnya ini perilaku yang vvajar, mengingat masa kanak-kanak memang merupakan masa mereka mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dengan berbagai macam aktivitas gerak. Kadang kita sebagai orang tua sering menyebut anak yang tidak bisa berhenti bergerak sebagai anak hiperaktif. Padahal, ada perbedaan antara anak aktif dengan hiperaktif. Berikut ini merupakan bagaimana mengenal anak hiperaktif :
Mengenal anak hiperaktif dan anak yang aktif
Memusatkan Pikiran
Anak yang aktif masih mampu memusatkan pikiran dengan baik. Namun sebaliknya, anak yang hiperaktif akan sulit sekali untuk fokus lebih dari lima menit saja. Selain itu anak hiperaktif lebih mudah bosan dan cepat berganti dari kegiatan satu ke kegiatan yang lain.
Impulsif
Anak hiperaktif tidak pernah berpikir panjang ketika melakukan sesuatu. Mereka sulit menahan dorongan hatinya dan langsung bertindak saat itu juga ketika memiliki suatu ide. Impulsif juga tampak saat anak tidak tahan antri atau menunggu giliran sehingga ia kerap terlihat menginterupsi orang tua yang sedang berbicara.
Mudah Rewel dan Frustasi
Anak hiperaktif lebih cepat bosan dan frustasi. Ini mungkin disebabkan karena kurangnya kreativitas dan tidak sabaran. Hal tersebut menjadikan mereka kemudian cepat bosan, kesal dan mudah marah. Ini salah satu yang menonjol dalam mengenali anak hiperaktif.
Sikap dan Perilaku
Secara umum anak aktif tidak terlalu sulit untuk diarahkan atau dinasihati, sedangkan anak hiperaktif sulit bersikap tenang dan tidak mau dinasehati. Misalnya jika dinasehati, penolakannya akan ditunjukkan dengan sikap tak acuh (cuek), mudah emosi, mencorat-coret, dan sebagainya. Anak hiperaktif juga bisa beraktivitas seolah tak mengenal rasa lelah.
Tanda-tanda yang dapat di pakai untuk mengenali anak hiperaktif bisa terlihat pada usia 3,5- 7 tahun. Untuk mencegah anak menjadi hiperaktif, orangtua disarankan untuk selalu rnenghargai anak apa adanya. Salah satu cara adalah dengan menghabiskan waktu lebih banyak dengan anak. Anda bisa mencoba mengajak anak membaca buku bergambar yang bisa menarik perhatiannya. Selalu berbicara lembut dan gunakan bahasa yang positif. Ingatkan mereka jika berperilaku tidak sesuai. Dapatkan rekomendasi psikolog yogyakarta terbaik berupa konsultasi dan beragam layanan psikologi berkualitas dari Biro Psikologi Laksita Educare Yogyakarta