Dampak Perceraian Bagi Psikologi Anak
Perceraian bagi sepasang suami istri terkadang menjadi hal yang tak terelakkan. Apalagi jika terdapat perbedaan visi, rasa tidak cocok hingga kekerasan dalam rumah tangga. Keputusan untuk bercerai sering kali dianggap menjadi keputusan terbaik bagi pasangan yang tidak lagi merasa cocok tanpa mempertimbangkan dampak perceraian bagi psikologi anak. Namun terkadang dalam mengambil keputusan untuk bercerai pasangan suami istri tidak memikirkan secara jauh dampak yang diakibatkan dari perceraian terhadap buah hatinya.
Anak adalah korban paling nyata dari sebuah perceraian. Ketika kedua orang tuanya bercerai secara langsung maupun tidak langsung anak akan terkena dampaknya terutama psikologi anak. Rasa sedih yang berkepanjangan, rasa bersalah, marah merupakan reaksi yang biasanya dialami oleh anak korban perceraian. Tidak jarang pula perceraian orang tua akan menyebabkan kemerosotan secara akademik bagi anak. Nilai sekolah anak menurun atau bahkan anak mogok sekolah adalah hal yang mungkin terjadi pada anak ketika orang tuanya bercerai.
Dampak perceraian bagi psikologi anak
Banyak dampak negatif yang disebabkan perceraian orang tua bagi anak. Dampak perceraian bagi psikologi anak yang paling jelas yakni kurangnya kasih sayang bagi anak. Sekeras apapun orang tua yang bercerai memberikan kasih sayang pada anaknya, anak tidak dapat lagi mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya, terutama jika perceraian terjadi pada saat anak sangat membutuhkan kasih sayang orang tua. Selain itu perceraian juga dapat menimbulkan trauma pada anak. Anak bisa saja membenci salah satu orang tuanya atau malah kedua orang tuanya. Trauma tersebut mungkin juga menyebabkan anak takut menikah ketika sudah dewasa nantinya.
Perceraian memang dapat mengakibatkan dampak psikologis bagi anak. Namun bukan berarti anak harus terus menerus menderita. Untuk menjaga psikologi anak tetap stabil apabila memang terjadi perceraian, maka orang tua harus memberitahu anak bahwa perceraian tersebut terjadi bukan karena kesalahan sang anak. Selain itu untuk memastikan anak tetap mendapat kasih sayang minta bantuan kepada anggota keluarga lain seperti kakek atau nenek untuk memberikan kasih sayang. Dan setelah perceraian pun orang tua harus bekerja sama membesarkan anak. Dengan begitu dampak perceraian bagi psikologi anak dapat di kurangi walaupun mungkin tidak akan dapat dihilangkan. Semoga sedikit penjelasan dari biro psikologi di jogja tadi dapat membantu.